Rabu, 12 Maret 2014

BOLVOIN HIJAU


Jika melihat kenyataan sekarang banyak para remaja yang sering merasa gundah, patah hati, dan masalah lain yang berhubungan dengan pasangan. Perasaan tersebut tidak hanya menimpa mereka, perasaan tersebut juga pernah menimpaku. Ini semua karena sebuah bolvoin hijau bermerek faber castel. Takkan lelah kupandangi dan terus kupandangi bolvoin ini, bolvoin pemberian dari si Dia. Dia adalah kakak kelasku pada masa SMA. Dia memang bukan pacar, tetapi kami cukup dekat. Dia yang mengajarkanku kesederhanaan. Dia yang selalu membawa rasa lain saat bertatap muka denganku. Dia punya mata yang indah, mata yang ekspresif. Sorotan matanya yang setiap kali melihatku dengan binar cahaya keindahan. Senyumnya yang indah menambah pesona tersendiri dari dirinya. Aku tak mengerti, sebenarnya apa yang dia rasakan padaku. Setiap bicara dan bertatap muka denganku terlihat sesekali kegugupan dia bicara, salah tingkah, dan nada perhatian yang sering dia lontarkan untukku. Padahal tidak hanya sekali, duakali, bahkan kami bertemu hampir setiap hari kecuali hari minggu. Terasa indah saat bertemu dan bersua dengan dirinya. Dulu, diparkiran samping sekolah seringkali kami bertemu dan mengobrol sejenak, itu yang sering kami lakukan. Tidak bermaksud apa-apa, Kami hanya bercanda biasa. dan memang tak bisa disangkal saat bersama dirinya aku merasa lebih gembira, yang awalnya sempat bete tetapi karena bertemu dengan dirinya rasa bete itu seakan musnah entah kemana. Awalnya aku tak mengerti apa yang kurasakan. Segalanya berubah dan rasa rindu itupun ada. Sejak dia hadir disetiap malam dimimpiku. Aku tau sesuatu sedang terjadi denganku. Tetapi itu semuanya dulu, dan berbeda dengan saat sekarang. Saat dia sudah lulus SMA dan duduk dibangku kuliah. Kini aku sendiri sudah kelas XII, perbedaan suasana diantara kami semakin jelas dan gamblang. Ditandai dengan dia yang kini lebih cuek dan jarang sekali memberi kabar padaku. Rasa sepi, merasa kehilangan, dan sedih ketika keadaan berubah.kini hanya kenangan terdahulu yang bisa aku rasakan. Aku tak lagi melihat senyum binar keindahan darinya. Aku tak lagi merasakan nada perhatian untukku. Yang aku rasakan hanya rasa cuek, dan sepi. Hanya bisa mengenang masa dahulu bersama dia. membayangkan bagaimana senangnya aku, kini telah berubah menjadi keindahan yang tidak bisa disentuh. Hanya terlukis dikhayal dan tidak terlukis dalam kenyataan. Jika rasa kangen itu datang, kualihkan saja pandanganku pada bolvoin hijau yang selalu terpampang di meja belajar kamarku. Kucoba tulis apapun yang sedang aku rasakan dengan bolvoin ini. Bolvoin ini substitusi dirinya. Bolvoin ini satu-satunya pemberiannya yang kini masih aku simpan. Terngiang aku melihat bolvoin ini. Saat aku bayangkan siapa pemegangnya yang dulu. Rasa kangen itu sedikit terobati ketika tanganku memegang bolvoin ini. Yah, walaupun hanya bolvoinnya saja, dan bukan orang yang memberikannya padaku. Kadang aku bingung harus bagaimana aku menyikapi dia yang sekarang. Ketika rasa rindu tiba-tiba datang sakit sekali dirasakan. Aku mencoba menceritakan ini semua kepada teman baikku, supaya lebih sedikit tenang. Tetapi untung tak dapat diraih, dan malang tak dapat ditolak.  Memang menyakitkan bagaimana besarnya masalah kita, orang-orang lain termasuk teman sendiri akan tetap berjalan maju. Tidak ada yang memahami, walaupun ketika kita cerita mereka pasti akan bilang “gue tau perasaan loe, gue tau apa rasanya.” Tapi mereka tidak benar-benar mengerti karena mereka tidak dalam posisi kita. Tidakkkk. Tetapi karena teringat perkataan dia yang masih melekat diingatanku, dia pernah bilang “semua pasti akan indah pada waktunya (D).” Kata-kata inilah yang sedikit memicu semangatku untuk tetap berjalan maju dan berlaku lebih lembut untuk diriku sendiri. Untuk tidak terlalu kebawa rasa sedih yang akan membuat belajarku terganggu. Dan kini aku mulai bangkit kembali, menomor satukan pelajaran dan tetap mengenang dia walaupun tak tahu sampai kapan akan begini, sampai kapan aku merasakan lagi bercanda bersama dia. Tetapi, sebagai pelajar kewajibanku masih banyak, kesuksesan masih harus kuraih. Apalagi teman-temanku yang seringkali memberikan motivasi dengan memberitahukan padaku bahwa tidak ada yang membatalkan kebahagiaanku jika aku setia mengingat bahwa tuhan menciptakan makhluknya untuk bahagia dan dilengkapi dengan sebuah hati yang menguatkanku dan otak untuk memikirkan cara-cara yang paling membahagiakan untuk hidup dengan sepenuhnya. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para remaja yang pernah merasa gundah, atau senasib seperti aku janganlah terus berlarut-larut dengan semuanya. Kita harus mengingat bahwa diri kita masih perlu perhatian kita, kita tidak harus membuat diri kita merasa terpuruk. Sebenarnya, diri kita ini membutuhkan perlakuan yang lebih lembut dari kita. Dan dari yang membutuhkan maaf dari kita, utamanya adalah diri kita sendiri. Jangan lagi kita mengeruhinya dengan masalah yang tidak penting. Karena sebenarnya diri kita telah letih menuruti kemauan kita yang terbukti belum mendamaikan dan membuat kenyamanan kita sendiri. Sekarang saatnya kita terus maju, menuju pribadi yang kembali polos dan ikhlas bersikap dan memantaskan diri kita sebagai pribadi yang baik. Jika kita mampu membuat suasana hati kita menjadi damai maka semua akan berjalan dengan lancar. Itu yang seharusnya dilakukan seorang pelajar. Tetap fokus pada belajar, dan menomor sekiankan masalah pasangan.