Jika melihat kenyataan sekarang
banyak para remaja yang sering merasa gundah, patah hati, dan masalah lain yang
berhubungan dengan pasangan. Perasaan tersebut tidak hanya menimpa mereka,
perasaan tersebut juga pernah menimpaku. Ini semua karena sebuah bolvoin hijau
bermerek faber castel. Takkan lelah kupandangi dan terus kupandangi bolvoin
ini, bolvoin pemberian dari si Dia. Dia adalah kakak kelasku pada masa SMA. Dia
memang bukan pacar, tetapi kami cukup dekat. Dia yang mengajarkanku
kesederhanaan. Dia yang selalu membawa rasa lain saat bertatap muka denganku.
Dia punya mata yang indah, mata yang ekspresif. Sorotan matanya yang setiap
kali melihatku dengan binar cahaya keindahan. Senyumnya yang indah menambah
pesona tersendiri dari dirinya. Aku tak mengerti, sebenarnya apa yang dia
rasakan padaku. Setiap bicara dan bertatap muka denganku terlihat sesekali kegugupan
dia bicara, salah tingkah, dan nada perhatian yang sering dia lontarkan
untukku. Padahal tidak hanya sekali, duakali, bahkan kami bertemu hampir setiap
hari kecuali hari minggu. Terasa indah saat bertemu dan bersua dengan dirinya.
Dulu, diparkiran samping sekolah seringkali kami bertemu dan mengobrol sejenak,
itu yang sering kami lakukan. Tidak bermaksud apa-apa, Kami hanya bercanda
biasa. dan memang tak bisa disangkal saat bersama dirinya aku merasa lebih
gembira, yang awalnya sempat bete tetapi karena bertemu dengan dirinya rasa
bete itu seakan musnah entah kemana. Awalnya aku tak mengerti apa yang
kurasakan. Segalanya berubah dan rasa rindu itupun ada. Sejak dia hadir
disetiap malam dimimpiku. Aku tau sesuatu sedang terjadi denganku. Tetapi itu
semuanya dulu, dan berbeda dengan saat sekarang. Saat dia sudah lulus SMA dan
duduk dibangku kuliah. Kini aku sendiri sudah kelas XII, perbedaan suasana
diantara kami semakin jelas dan gamblang. Ditandai dengan dia yang kini lebih
cuek dan jarang sekali memberi kabar padaku. Rasa sepi, merasa kehilangan, dan
sedih ketika keadaan berubah.kini hanya kenangan terdahulu yang bisa aku
rasakan. Aku tak lagi melihat senyum binar keindahan darinya. Aku tak lagi
merasakan nada perhatian untukku. Yang aku rasakan hanya rasa cuek, dan sepi.
Hanya bisa mengenang masa dahulu bersama dia. membayangkan bagaimana senangnya
aku, kini telah berubah menjadi keindahan yang tidak bisa disentuh. Hanya
terlukis dikhayal dan tidak terlukis dalam kenyataan. Jika rasa kangen itu
datang, kualihkan saja pandanganku pada bolvoin hijau yang selalu terpampang di
meja belajar kamarku. Kucoba tulis apapun yang sedang aku rasakan dengan
bolvoin ini. Bolvoin ini substitusi dirinya. Bolvoin ini satu-satunya
pemberiannya yang kini masih aku simpan. Terngiang aku melihat bolvoin ini.
Saat aku bayangkan siapa pemegangnya yang dulu. Rasa kangen itu sedikit
terobati ketika tanganku memegang bolvoin ini. Yah, walaupun hanya bolvoinnya
saja, dan bukan orang yang memberikannya padaku. Kadang aku bingung harus
bagaimana aku menyikapi dia yang sekarang. Ketika rasa rindu tiba-tiba datang
sakit sekali dirasakan. Aku mencoba menceritakan ini semua kepada teman baikku,
supaya lebih sedikit tenang. Tetapi untung tak dapat diraih, dan malang tak
dapat ditolak. Memang menyakitkan
bagaimana besarnya masalah kita, orang-orang lain termasuk teman sendiri akan
tetap berjalan maju. Tidak ada yang memahami, walaupun ketika kita cerita
mereka pasti akan bilang “gue tau perasaan loe, gue tau apa rasanya.” Tapi mereka
tidak benar-benar mengerti karena mereka tidak dalam posisi kita. Tidakkkk.
Tetapi karena teringat perkataan dia yang masih melekat diingatanku, dia pernah
bilang “semua pasti akan indah pada waktunya (D).” Kata-kata inilah yang
sedikit memicu semangatku untuk tetap berjalan maju dan berlaku lebih lembut
untuk diriku sendiri. Untuk tidak terlalu kebawa rasa sedih yang akan membuat
belajarku terganggu. Dan kini aku mulai bangkit kembali, menomor satukan
pelajaran dan tetap mengenang dia walaupun tak tahu sampai kapan akan begini,
sampai kapan aku merasakan lagi bercanda bersama dia. Tetapi, sebagai pelajar
kewajibanku masih banyak, kesuksesan masih harus kuraih. Apalagi teman-temanku
yang seringkali memberikan motivasi dengan memberitahukan padaku bahwa tidak
ada yang membatalkan kebahagiaanku jika aku setia mengingat bahwa tuhan
menciptakan makhluknya untuk bahagia dan dilengkapi dengan sebuah hati yang
menguatkanku dan otak untuk memikirkan cara-cara yang paling membahagiakan
untuk hidup dengan sepenuhnya. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para
remaja yang pernah merasa gundah, atau senasib seperti aku janganlah terus
berlarut-larut dengan semuanya. Kita harus mengingat bahwa diri kita masih
perlu perhatian kita, kita tidak harus membuat diri kita merasa terpuruk.
Sebenarnya, diri kita ini membutuhkan perlakuan yang lebih lembut dari kita.
Dan dari yang membutuhkan maaf dari kita, utamanya adalah diri kita sendiri.
Jangan lagi kita mengeruhinya dengan masalah yang tidak penting. Karena
sebenarnya diri kita telah letih menuruti kemauan kita yang terbukti belum
mendamaikan dan membuat kenyamanan kita sendiri. Sekarang saatnya kita terus
maju, menuju pribadi yang kembali polos dan ikhlas bersikap dan memantaskan
diri kita sebagai pribadi yang baik. Jika kita mampu membuat suasana hati kita
menjadi damai maka semua akan berjalan dengan lancar. Itu yang seharusnya
dilakukan seorang pelajar. Tetap fokus pada belajar, dan menomor sekiankan
masalah pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar