PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA
MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA GURU DI SDN 04 CRANGGANG
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Dosen
Pengampu: Eka Zuliana, S.Pd., M.Pd
Disusun
oleh
Desi
Aprilliani (201433055)
Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muria Kudus
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Judul Penelitian
Peran kepemimpinan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan
disiplin kerja guru pada SDN 04 Cranggang.
1.2 Latar Belakang Masalah
Permasalahan pendidikan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang
dalam satuan pendidikan. Menurut (Rompas, 2011: 29) sekolah sebagai suatu
lembaga pendidikan sekarang ini dihadapkan kepada berbagai permasalahan
termasuk di dalamnya masalah yang berkaitan dengan tugas kepala sekolah begitu
luas dan membutuhkan perhatian khusus seiring dengan perubahan-perubahan dan
perbaikan serta perkembangan sistem pendidikan untuk selalu memperbaiki dan
mengembangkan diri selaku tenaga kependidikan yang mempunyai kemampuan khusus
sebagai manajer sekolah.
Untuk mewujudkan peningkatan mutu sumber
daya manusia suatu bangsa, maka pemerintah mengambil salah satu kebijakan yaitu
meningkatkan kualitas pendidikan, kegiatan yang dapat mempengaruhi peningkatan
mutu pendidikan didalamnya termasuk pengembangan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
Menurut Rosdina (2015: 70) peningkatan
mutu pendidikan secara mikro sangat ditentukan oleh operasionalisasi manajemen
ditingkat sekolah. Rosdiana secara umum juga mengatakan pendidikan merupakan
masalah penting yang harus mendapatkan perhatian dari semua pihak, peran utama
dalam menjalankan pola manajemen sekolah terletak pada kepala sekolah dan
seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun individu karena
kepala sekolah adalah orang yang tanggung jawab untuk menjalankan roda
organisasi sekolah.
Menurut Manik (2011: 100) kepemimpinan
merupakan suatu pola perilaku para pemimpin dalam mengarahkan dan mengendalikan
para bawahan untuk mengikuti kehendaknya dalam mencapai suatu tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Kepala sekolah adalah pemimpin sebuah
lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan belajar
mengajar, serta mengembangkan potensi yang ada di lembaga tersebut. Kepala
sekolah juga merupakan guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu
sekolah yang memiliki posisi strategis dalam rangka menumbuh kembangkan
kedisiplinan guru dan kinerja guru yang ada dalam sekolah itu sendiri.
Menurut Rosdina (2015: 70) kepala
sekolah selalu dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan dan
pengembangan pendidikan secara berencana, terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan
mutu kelulusan.
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan
betapa penting peranan kepala sekolah dalam menggerakkan sekolah untuk mencapai
tujuan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam peranan kepala sekolah,
yaitu: (a) Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sosial yang menjadi
kekuatan penggerak kehidupan sekolah dan (b) kepala sekolah harus Memahami
tugas dan fungsional guru demi keberhasilan sekolah serta memiliki kepedulian
kepada staf dan siswanya.
Jadi
berdasarkan uraian di atas kita dapat menyimpulkan kepala sekolah mempunyai
peran penting dalam peningkatan disiplin kinerja guru. Peranan kepala sekolah
harus menunjukkan sikap persuasif dan keteladanan sehingga dapat menjadi contoh
terhadap disiplin kinerja guru.
Menurut Manik (2011: 99) pendidik merupakan komponen paling
menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Manik juga menjelaskan
bahwa pendidik merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jadi pendidik atau guru merupakan
pelaku utama dalam proses peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Disiplin
kinerja guru mempunyai pengaruh besar terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Disiplin juga merupakan salah satu ciri tenaga kinerja yang berkualitas. Setiap
tenaga pelaksana atau guru dituntut memiliki disiplin.
Pengertian kedisiplinan dilihat dari
profesi seorang guru adalah sikap dan nilai-nilai di sekolah agar proses
belajar mengajar dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah sangat penting dalam
meningkatkan kedisiplinan kinerja guru.
1.3 Fokus Penelitian
Dalam
penelitian ini peneliti ingin mencari peranan kepala sekolah secara umum yang
mendalam pada berbagai sub tugas kepala sekolah dalam hal meningkatkan
kedisiplinan kinerja guru. Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang menjadi
pokok permasalahannya adalah peranan kepala sekolah (Variabel X) dalam
meningkatkan kedisiplinan kinerja guru (Variabel Y) di SDN 04 Cranggang
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
1.4 Rumusan Masalah
Dari
uraian latar belakang diatas, peneliti mengemukakan beberapa permasalahan yang
menjadi sumber kajian dalam pembahasan selanjutnya, perumusan masalah tersebut
adalah:
a. Bagaimana
peranan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kinerja guru di SDN 04
Cranggang?
b. Apa
saja kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin
kinerja guru di SDN 04 Cranggang?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah
1. Mengkaji
peranan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kinerja guru di SDN 04
Cranggang.
2. Mengkaji
kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kinerja
guru di SDN 04 Cranggang.
1.6 Manfaat Penelitian
Dalam penelitian setidaknya dua aspek
dari manfaat suatu penelitian yang digunakan, yaitu secara teoritis dan
praktik, sehingga apa yang ada dilapangan benar-benar dilandasi oleh hasil
penelitian ini dilandasi oleh teori. Dalam kegiatan apapun yang dilakukan diharapkan
berguna, demikian pula peneltian ini dilakukan berguna:
1. Manfaat
secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu dan kajian pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap disiplin kinerja guru.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Guru
Memberikan kajian mengenai perankepemimpinan
kepala sekolah dalam upaya meningkatkan disiplin kerja guru.
b. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman yang
dapat dijadikan bekal untuk menjadi guru serta menambah wawasan keilmuan.
1.7
Variabel
a.
Variabel Bebas: Kepemimpinan
Kepala Sekolah
b.
Variabel Terikat: Disiplin
Kinerja Guru
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Landasan Teori
a.
Teori Kepemimpinan
Menurut Sutisna (dalam Mulyasa, 2002: 107)
merumuskan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Sedangkan
Menurut Soepardi (dalam Mulyasa, 2002: 107) mendefinisikan kepemimpinan
sebagaikemampuan untuk mnggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak,
mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan
menghukum, serta membina dalam maksud agar manusia sebagai manajemen mau
bekerja dalam rangka mencapai tujuan administratifnsecara efektif dan efisien.
Sedangkan Menurut Manik (2011: 99) mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu
pola perilaku para pemimpin dalam mengarahkan dan mengendalikan para bawahan
untuk mengikuti kehendaknya dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Jadi, secara sederhana kepemimpinan merupakan cara yang
dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya.
Menurut Wahjosumidjo (dalam Manik, 2011:
100) Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah untuk
menggerakkan, mengerahkan, membimbing, melindungi,memberi teladan, memberi
dorongan, dan memberi bantuan terhadap sumber daya manusia yang ada di suatu
sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Sehingga, kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu
aspek penting dalam peningkatan kualitas sekolah.
Dengan demikian Kepemimpinan kepala
sekolah adalah kemampuan kepala sekolah untuk dapat mengelola dan mengembangkan
segala sesuatru yang terdapat dalam sekolah yang ia pimpin. Dengan demikian
pentingnya peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kinerja
guru. Menurut Mulyasa (2002: 117) kegagalan dan keberhasilan suatu organisasi
banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan
penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan
dicapai. Dalam rangka melaksanakan MBS, kepala sekolah, sebagai pemimpin harus
memiliki kemampuan diantaranya yang berkaitan dengan pembinaan dan peningkatan
kinerja guru.
b.
Teori Disiplin Kerja Guru
Menurut Mulyasa (2002: 118) disiplin
merupakan sesuatu yang penting untuk menanamkan rasa hormat terhadap
kewenangan, menanamkan kerjasama, dan merupakan kebutuhan untuk berorganisasi,
serta untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain. Menurut Depdikbud
(1994: 139) peningkatan disiplin guru dalam dalam melaksanakan tugas sangat
penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuannya,
tanpa adanya disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas, tidak mungkin
pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan apa yang diharapkan serta hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa
“sekolah yang tertib, aman, dan teratur merupakan prasyarat agar siswa dapat
belajar secara optimal”. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus mampu
menharus mampu menumbuhkan disiplin. Dalam kaitan ini, kepala sekolah harus
mampu membantu para guru mengembangkan pola dan meningkatkan standar
perilakunya, serta menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan
disiplin.
Menurut Tayler dan User (dalam Mulyasa
2002: 118) strategi umum membina disiplin sebagai berikut:
a.
Konsep diri: menekankan
bahwa konsep-konsep diri setiap individu merupakan faktor penting dari setiap
perilaku.
b.
Keterampilan berkomunikasi:
kepala sekolah harus menerima semua perasaan pegawai dengan teknik komunikasi
yang dapat menimbulkan kepatuhan dari dalam dirinya.
c.
Konsekuensi-konsekuensi
logis dan alami: perilaku-perilaku yang salah terjadi karena pegawai telah
mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya.
d.
Klarifikasi nilai: strategi
ini dilakukan untuk membantu pegawai dalam menjawab pertanyaannya sendiri
tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.
e.
Latihan keefektifan
pemimpin: metode ini bertujuan untukmenghilangkan metode represif dan
kekuasaan, misalnya hukuman dan ancaman melalui model komunikasi tertentu.
f.
Terapi realitas: pemimpin
perlu bersikap positif dan bertanggung jawab.
Jadi, untuk menerapkan berbagai strategi
tersebut, kepala sekolah harus mempertimbangkan berbagai situasi, dan perlu
memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.2
Kerangka Berpikir
Permasalahan pendidikan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang
dalam satuan pendidikan. Untuk mewujudkan peningkatan mutu sumber daya manusia
suatu bangsa, kegiatan yang dapat mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan
didalamnya termasuk pengembangan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Pemahaman-pemahaman dan pengembangan keterampilan-keterampilan, metode mengajar
guru, ternyata hal ini tidak lepas dari pengaruh peran Kepala Sekolah
sebagai pendidik dalam upaya
meningkatkan kinerja guru.
Tugas guru erat kaitannya dengan
peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Oleh karena itu
perlu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja guru, agar peningkatan mutu
pendidikan dapat berhasil. Kinerja guru akan menjadi optimal, bila
diintegrasikan dengan komponen sekolah seperti kepemimpinan kepala sekolah.
Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah akan ikut menentukan baik buruknya
kinerja guru. Dengan kata lain, kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
terhadap kinerja guru.
Maka apabila kepala sekolah dapat memerankan
perannya sebaik mungkin maka akan berpengaruh baik untuk meningkatkan disiplin
kinerja guru yang akan berpengaruh dalam proses belajar yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas mutu pendidikan melalui sumber daya manusianya di tingkat
satuan pendidikan dasar.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Sugiyono (2010: 15) metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan), dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Jenis penelitian ini menggunakan asosiatif kausal. Menurut
Sugiyono (2010:59) penelitian jenis kausal adalah yang bersifat sebab akibat.
Artinya dalam penelitian kausal ada
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Sugiyono (2010: 117) mengartikan
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut
Sugiyono (2010: 118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Dalam penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasusu
tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak
diberlakukan ke populasi. Dalam pengambilan sampel penelitian ini menggunakan
purposive sampling. Menurut Lincon and Guba (dalam Sugiyono 2010: 301) spesifikasi
sampel tidak dapat ditentukan sebelumnya. Jadi, penentuan sampel dalam
kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama
penelitian berlangsung.
3.3 Teknik Pengumpulan
Data
Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data berupa observasi, wawancara/ interview, dan dokumentasi.
Karena penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Sugiyono (2010: 194) wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya. Sedangkan observasi menurut Sugiyono (2010: 203)
observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain seperti wawancara dan kuesioner.
3.4 Teknik analisis data
Pada penelitian kualitatid menurut
Spradley (dalam Sugiyono 2010: 345) teknik analisis data dilakukan dengan
analisis domain, analisis taksonomi, analisis kompensial, dan analisis tema
kultural. Analisis domain menurut Spradley
(dalam Sugiyono, 2010: 349) merupakan analisis untuk memperoleh gambaran
umum dan menyeluruh dari obyek/ penelitian atau situasi sosial. Sedangkan
analisis teksonomi menurut Spradley (dalam Sugiyono: 349) merupakan analisis
untuk menentukan domain, dimana domain yang dipilih tersebut akan dijabarkan
menjadi lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya. Analisis kompensial
menurud Spradley (dalam Sugiyono, 2010: 349) digunakan untuk mencari ciri
spesifik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen.
Sedangkan analisis tema kultural menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2010: 348)
dilakukan untuk mencari hubungan diantara domain dan bagaimana hubungan dengan
keseluruhan, dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema.
3.5
Instrumen
Intrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini sebenarnya yang
menjadi instrumen adalah peneliti. Oleh
sebab itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh
peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke
lapangan. Akan tetapi disini untuk melengkapi maka peneliti juga memerlukan
instrumen untuk wawancara kepala sekolah dan guru yang diteliti sebagai
variabel Y.
3.6 Rencana Pengujian Keabsahan Data
Dalam pengujian keabsahan data,
penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dimana nanti khususnya pada
triangulasi. Menurut Sugiyono (2010: 372) triangulasi diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Selain uji kredibilitas penelitian ini
menggunakan uji konfirmability. Pengujian konfirmability berarti menguji hasil
penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
Daftar
Pustaka
Rosdina.
Murniati. Yusrizal. 2015. Perilaku
Kepemimpinan Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru pada SDN 2 Lambheu
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala. Volume 3 No.2 halaman 69-78 ISSN: 2302- 0156. Banda
Aceh. Universitas Syiah Kuala.
Indra,
Ristapawa. 2016. Kepemimpinan dan
kepengurusan sekolah. Jurnal kepemimpinan dan kepengurusan Sekolah.Vol:1
No:1. 2502-6445.
Ranah
pesisir. lembaga penelitian pengabdian kepada masyarakat STKIP Pesisir Selatan.
Manik,
ester. Bustomi Kamal. 2011. Pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap
kinerja guru pada SMP Negeri 3 Rancaekek. Jurnal ekonomi, bisnis dan
enterpreunership. Volume:5 No:2. Hlm: 97-107. 2443-0633. Bandung. STIE
Pasundan.
Rompas,
Parabelem T.D. 2011. Pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap peningkatan efektivitas kerja guru-guru di
SMK Kristen Getsemani Manado.Jurnal pendidikan teknologi dan kejuruan.
Vol:2 No:2 hlm: 28-37.2087-3581. Manado.
Pecheone,
Raymond. Chung, Ruth R. 2006. Evidence in
teacher education the performance assesment for california teacher. Vol: 57
No:1 Hlm: 23-36. DOI:
10.1177//0022487105284045. American Association Of College for Teacher
Education. Stanford University.
Sugiyono.
2010. Metode penelitian pendidikan.Bandung:
Alfabeta
Fattah,
Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan guru berdasarkan pendekatan
kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur.
2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis
Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.
Mulyasa. 2002.
Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
INSTRUMEN
PEDOMAN
OBSERVASI DAN DOKUMENTASI
Dalam
pengamatan (observasi) yang dilakukan adalah mengamati “Pengaruh Pengaruh
Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Disiplin Kerja Guru Di SDN 04 Cranggang.”
a. Tujuan:
Untuk memperoleh informasi dan data
terkait dengan “Pengaruh Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Disiplin
Kerja Guru Di SDN 04 Cranggang.”
b. Aspek
yang diamati
1. Disiplin
kerja guru
2. Upaya
kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru
3. Kendala
yang dialami kepala sekolah dalam upaya meningkatkan disiplin kinerja guru.
4. Upaya
peningkatan disiplin guru oleh guru itu sendiri
Untuk pedoman dokumentasi menggunakan
instrumen semacam kamera untuk mendokumentasikan hasil dan alat-alat pendukung
observasi yang lainnya disesuaikan dengan kondisi saat penelitian karena
penelitian ini bersifat natural jadi tidak bisa sepenuhnya direncana.
PEDOMAN
WAWANCARA
1. Pertanyaan
Panduandi tujukan kepada kepala sekolah
a. Identitas
Diri
1.
Nama dan gelar :
2.
NIP :
b. Pertanyaan
Penelitian:
1.
Apakah guru di SDN 04 Cranggang sudah
termasuk kategori tertib dalam kedatangannya ke sekolah? Mengapa?
2.
Hal apa yang dibiasakan seorang guru
untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan mempersiapkan
siswa untuk memulai pelajaran?
3.
Apa dampaknya apabila guru datang
terlambat?
4.
Pernahkan guru tidak tuntas dalam
membahas materi yang seharusnya pada jam pelajaran waktu itu? Mengapa ?
5.
Apakah semua guru sudah sudah menyusun
program pengajaran sebelum menyampaikan materi di depan kelas? Mengapa?
Bagaimana dampaknya?
6.
Dalam melaksanakan evaluasi, apakah
semua guru sudah melakukan langkah-langkah yang benar?
7.
Masihkah ada guru yang yang tidak
memeriksa dan mengembalikan hasil evaluasi belajar siswa?
8.
Apakah semua peraturan mengenai tata
tertib dan disiplin sudah dapat di sepakati dan dilaksanakan semua guru?
Mengapa?
9.
Apakah persepsi dan keinginan mengenai
pelaksanaan tugas yang dimiliki guru membuat mereka sulit di kendalikan ?
mengapa?
10.
Bagaimana cara anda memperkenalkan
disiplin tata tertib kepada guru
sehubungan dengan pelaksanaan kerja di sekolah?
11.
Bagaimana cara anda memberikan teguran
terhadap guru yang melanggar disiplin kerja?
12.
Apakah anda sudah membuat bukti tertulis
bagi guru yang melanggar disiplin kerja?
Mengapa?
13.
Bagimana cara anda dalam mengevaluasi
pelaksanaan disiplin guru dalam mengajar?
14.
Bagaimana cara anda memberikan contoh
teladan yang baik kepada guru dalam menegakkan disiplin kerja?
15.
Apakah menurutmu insentif penting
diberikan kepada guru-guru yang menegakkan disiplin kerja ? Mengapa?
16.
Apakah percepatan kenaikan gaji berkala
dan kenaikan pangkat bagi guru yang disiplin itu penting dan sudahkah dilakukan?
Mengapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar