Selasa, 02 Desember 2014

cerpen horor// rumah baruku

Namaku Kiva, lengkapnya Kiva Andara. Di rumah ini aku hanya tinggal bersama kakak laki-lakiku. Orangtuaku sudah meninggalkanku dan kakakku dua tahun yang lalu. Sebenarnya sejak awal aku sudah tidak suka dengan rumah pilihan kakakku ini. Saat memasuki pintu rumah ini pertama kali untuk melakukan pengecekan kondisi rumah, aku sudah merasakan hawa yang tidak enak, tapi apa boleh buat kakakku tetap ngotot ingin tinggal di rumah ini. Seringkali saat aku tanya apa alasan kakakku tinggal di rumah ini kakakku menjawabnya dengan asal. Misalnya dia berkata rumah ini unik, rumah ini kuno, dan lain-lain. Seringkali aku bertanya-tanya kenapa tempat seperti ini dibilang enak padahal setiap malam aku sering mendengar jeritan-jeritan dan bayangan-bayangan di rumah ini. Seringkali aku merasa takut oleh jeritan-jeritan dan bayangan yang berkelebat itu. Mungkin kakakku memang tidak pernah mengerti apa yang aku rasakan karena kakakku jarang berada di rumah, tetapi aku seperti merasa kakakku mengetahui sesuatu.
Ketakutanku semakin menjadi-jadi saat aku baru pulang sekolah dan akan memasuki kamarku yang berada di lantai dua, saat itu hari sudah sore dan di dalam kamarku aku melihat sosok perempuan cantik yang sedang berdandan. Perempuan itu melihatku, aku ingin lari tetapi kakiku rasanya kaku sekali. Perempuan cantik itu berjalan ke arahku dan menembus tubuhku. Aku merasa sangat takut sekali.
Belum lama setelah aku masuk ke dalam kamar hal lain mulai terjadi. Tiba-tiba aku mendengar seseorang memainkan piano dan banyak orang melantunkan lagu happy birthday. Aku berlari ke luar kamar dan aku kaget mendapati rumahku seperti ada pesta ulangtahun. “Arghhh” teriakku karena merasa sangat takut dan aku segera lari menuju kamar. “Kakak pasti tau tentang ini, setiap aku tanya mengapa ia ingin disini kakak selalu menjawab dengan asal, tapi kali ini aku harus memaksa kakak untuk menjawabnya” ujarku pada diriku sendiri.
Akhir kenyataan tidak jauh beda dengan sebelum-sebelumnya. Perempuan cantik itu memasuki kamarku lagi tetapi kali ini ia bersama seorang laki-laki yang tampan. “Jangan menghancurkan pestaku” ujar perempuan itu sambil menangis. “Jauhi cowok itu!!” perintah laki-laki itu kemudian. “Tidak akan, dia pacarku sedangkan kamu hanya temanku, kamu sangat egois!!” teriak perempuan itu. Laki-laki itu terlihat sangat marah lalu menusukkan pisau ke perempuan itu, namun yang terjadi bukan perempuan itu yang tertusuk melainkan adik dari perempuan itu. Tiba-tiba semua kejadian itu lenyap tak tersisa lagi. Aku shock melihat itu. Teringat saat adik dari perempuan cantik itu meninggal karena dibunuh.
“Kiva.. Kiva, kamu dimana dek?” teriak kakakku dari lantai bawah. “Di atas, bentar-bentar Kiva turun” ujarku dengan nada tak bersemangat untuk melakukan aktivitas apapun. Sesampainya di bawah, aku segera bertanya kepada kakakku. “Kak, kasih tau Kiva donk apa yang kakak ketahui dari rumah ini” tanyaku dengan wajah memelas. “Maksud kamu apa sih Va, kakak gak ngerti deh” teriak kakakku. “Please kak, Kiva takut banget” ujarku memelas lagi. “oke Va, karena Kakak sayang sama kamu, kakak mau menceritakannya” ujar kakakku setelah aku berusaha memaksanya agar mau memberitahukan kepadaku.
~ FLASHBACK ON ~
Pagi itu Kakakku memasuki SMA Tunas Mulia dengan langkah bersemangat, tiba-tiba seorang perempuan cantik memeluknya dari belakang. “Dua hari lagi ulangtahunku ke 17, kamu dateng ya Do” ujar perempuan itu kepada kakakku. “Pasti donk Evelyn sayang, masa pacarku ultah aku gak dateng sih” ujar kakakku lagi. Mereka berdua berangkulan menuju kelas.
Dua hari adalah waktu yang cepat, pesta ulang tahun Evelyn diadakan di rumahnya sendiri bukan di gedung ataupun hotel. “Kakakkk” seru adik Evelyn sambil memeluk Evelyn. “kenapa dek? Nanti kamu kakak kenalin sama pacar kakak ya” ujar Evelyn sambil terus berdandan. Adik Evelyn pun berlari ke luar kamar.
Acara dimulai pukul setengah lima sore. Evelyn sudah mulai menyalami tamu-tamu undangan. “Evelyn, happy birthday ya, ni kadonya” kata kakakku sambil memeluk Evelyn. “Makasih, Oya kenalin ini adikku namanya Ellene” kata Evelyn kepada kakakku. “Hai Ellene, aku Aldo pacarnya Kakakmu” kata kakakku kepada Ellene.
Pesta berlangsung sangat meriah. Tetapi, di tengah-tengah pesta Ryan menarik Evelyn ke lantai atas karena cemburu melihat Evelyn bersama Kakakku terus. Di lantai atas pertengkaran terus terjadi sampai akhirnya menghasilkan korban yaitu adik Evelyn. Ryan sengaja mematikan lampu dan kemudian membunuh beberapa orang (termasuk Evelyn) di tempat pesta yang tak lain adalah rumah Evelyn. Akhirnya pesta yang meriah itu harus berakhir dengan noda-noda darah.
~ FLASHBACK OFF ~
“Berarti ini adalah tempat pesta itu kak?” tanyaku bingung. “Iya, dan ini hari dimana pesta itu berlangsung” kata kakakku. “Kak, apakah Kak Evelyn dan adiknya masih hidup?” tanyaku untuk kedua kalinya. “Kakak tidak tau dek” ujar kakakku sambil melangkah pergi. “Tunggu, kamu memang tidak tahu tapi aku tahu semua itu” kata seseorang di belakangku. “Bianca, bukannya kamu…” kata-kata kakakku tertahan. “Ya, itu benar tapi aku, Evelyn, ellene dan lainnya masih banyak yang terkurung disini. Tolong lah” kata seseorang yang bernama Bianca itu lalu menghilang.
Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku masih memikirkan tentang rumah yang aku tempati ini. Tiba-tiba suasana kamarku menjadi gelap gulita. Aku panik. Lampu menyala lagi dan di kamarku terdapat banyak bercak darah dan suara-suara jeritan mulai berkumandang. Aku lari meninggalkan kamarku dan mendapati kamar kakakku berantakan dengan bercak darah menghiasi dindingnya dan kakakku tergeletak disana. Kejadian itu terjadi terus menerus. Hingga akhirnya aku berbicara empat mata pada kakakku “Kak, terror ini gak akan berakhir kalau kita gak mencari penyebabnya”. Kakakku setuju dan mulai dari hari itu aku dan kakakku mencari informasi tentang rumah itu.
Akhirnya setelah beberapa hari mencari, aku dan kakakku berhasil mengetahui dimana jasad teman-teman kakakku berada. Ada yang tertimbun di halaman belakang, ada yang tertimbun di ruang tengah, dan ada yang di halaman rumah. Kami berusaha mengguburkan jasad-jasad itu di pemakaman terdekat. Tetapi pada saat penguburan mereka pertumpahan darah memang sudah digariskan untuk terjadi lagi karena Ryan muncul kembali untuk membalas dendam kepada aku dan kakakku hingga akhirnya kakakku harus meninggalkanku untuk selamanya.
Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar