Selasa, 02 Desember 2014

cerpen sastra (wanita mentari)

Rona warna gelap
Muncul di balik utara
Menerawamg seberapa digit dalam kegelisahan…
Aku terpenjara dalam kekuasaan waktu
Mengapa begini?
Terperangkap dalam mendung
Terbang dalam pelangi
Meniti cinta abadi,
Wanita mendung itu menerawang di balik jendela rapuh, kini ia dalam jeratan kesedihan yang mendalam. Ia menyapa pagi dengan kelam, menanti malam yang cepat datang. Penuh harap kasih.
Adler, itulah sapaannya sejak memasuki dunia nyata dulu, beberapa kala itu. Adler menjalani dengan indah, tak ada yang mengalahkan dunianya.
Perjalanan yang tidak ada batas jejaknya, tak ada pemberhentian, tak ada kata lelah. Sungguh sangat indah menikmati sisi dunia yang satu ke sisi dunia yang lain, dari barat hingga timur, bahkan dari utara ke selatan. Menanti hidup yang tanpa ujung.
Simfoni kisah dahulu kini hanya serpihan dari keelokan hidup. Ia kini hanya wanita sebatang kara yang duduk di balik jendela menanti keajaiban datang tak terduga. Menanti..
Ia terpuruk sejak kisah baru yang sangat melekat tak terlepas dari jaln kehidupannya. Suatu kisah yang tak ada tandingannya. Tertinggal oleh zaman yang hanya titik duri yang menghentikan semuanya. Pupus
Namun, kini kisah itu menjadi sebuah mimpi buruk yang benar-benar terjadi di kenyataan hidup. Saat terngiang “Adler, ingatlah nanda aku dan ayahmu harus menjejaki dunia di sisi lain, aku harus ke sisi kanan dunia ini. Kan kutunggu dirimu nanda, selamat tinggal”. Inilah sepenggal kata yang menyayat hati, bahkan menjadi kisah awal Adler menjadi WANITA MENDUNG.
“WANITA PELANGI”. Dengan senyuman, kicauan suara nan indah, mentari pagi, bersama menyambut kisah. Menerawang dengan indah dengan bola mata birunya yang tak tertandingi. Dulu.
Wanita mendung. Ini masa ku, hanya sebuah kata yang tersirat maknanya dan lagi-lagi menambah sendu di dada. Bahkan deretan huruf itu menjadi awal kisah perjalanan Adler selanjutnya.
Rangkaian kisah-kasih yang terkristal itu. Hanya akan jadi rona gelap baginya, namun mengapa begini?. rona gelap itu menghadirkan bola mentari yang rasakan jauh dalam rotasi kehidupan.
Kini wanita mendung terurai oleh bola mentari dan menjadikan Adler wanita mentari yang menghias pagi sang alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar