Selasa, 02 Desember 2014

cerpen penyesalan// SELAMAT JALAN NIA :(

“ih kenapa nia gak pernah mau balas surat aku?” tanyaku sambil kesal dalam hatiku. “dan kenapa mulai beberapa hari ini nia berubah?” tanyaku lagi dalam hatiku. Lalu aku menulis surat untuk nia
Dear nia
Kenapa kamu gak mau balas surat aku? Memangnya aku salah apa sama kamu? Apa jangan jangan kamu gak mau bersahabat denganku?
Best wishes: fatiyah
Lalu, aku lari dalam pelukan mamaku. “mama, fatiyah mau curhat sama mama boleh ngak ma?” tanyaku pada mama.
“emangnya fatiyah mau curhat sama mama?” tanya mama pada ku.
“iya fatiyah mau curhat sama mama. Kalau ngak sama mama mau sama siapa?” jelas ku sambil tanya sama mama.
“kan ada nia… Fatiyah” jelas mamaku.
“fatiyah kesel banget… Sama nia. Nia gak mau balas surat fatiyah apa mungkin nia ngak mau bersahabat sama fatiyah?” curhat ku sambil tanya pada mama.
“mama tau fatiyah sedih tapi kita tidak boleh nuduh sembarangan pada orang lain.” jelas mama padaku. “fatiyah janji kan ngak nuduh sembarangan sama mama?” tanya mama lagi.
“iya mama fatiyah janji” jawabku pada mama

“nia dulu kau setia padaku, berjanji padaku kau pasti setia. Setiap aku menulis surat untukmu kau balas. Nia dulu berbeda dengan sekarang.” kataku yang memendam rasa marah pada nia.
“assalammualaikum fatiyah ada paket” teriak pak pos tiba-tiba. Dengan cepat aku berlari untuk mendapatkan yang aku tunggu selama hari ini. “ini paketnya fatiyah” kata pak pos sambil menyerahkan paket padaku.
“makasih pak…” kataku lagi. Tapi perasaanku mulai berubah yang tadinya bahagia sekarang sedih. “ada apa ya dengan nia?” tanyaku dalam hati. Kubuka paketnya yang berisi sebuah kalung dan secarik kertas. Lalu ku baca surat itu yang berisi…
Buat fatiyah
Maafkan nia ya tak membalas surat kamu. Nia sekarang telah tiada karena sakit jantung. Ini kalung buat kamu dari nia, kata nia kamu harus memakai kalung ini dan ceria walaupun nia telah tiada.
Dari: mama nia
“innalilahiwalilahirojiun, apa? Nia udah pergi meninggalkan dunia ini? Mama nia meninggal dunia.” tanyaku sambil berteriak histeris pada mama.
“innalilahiwalilahirojiun.” kata mamaku. Pandangan ku mulai kabur tak jelas. “maafkan fatiyah ya nia, fatiyah nuduh nia yang enggak enggak. Walaupun nia telah tiada kita berdua tetap bersahabat sejati.” kataku sambil menagis penyesalan
Selamat jalan nia…
Catatan: kita tak boleh nuduh orang sembarangan kalau belum ada buktinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar